Senin, 29 April 2013

Tulisan 3



Nama : Befrinda Agustin
Kelas : 2EA26
Npm : 18211304
     Tokoh Wayang Favorite
Petruk

Petruk adalah tokoh punakawan dalam pewayangan Jawa, di pihak keturunan/trah Witaradya. Petruk tidak disebutkan dalam kitab Mahabarata. Jadi jelas bahwa kehadirannya dalam dunia pewayangan merupakan gubahan asli Jawa. Di ranah Pasundan, Petruk lebih dikenal dengan nama Dawala atau Udel.

Kisah

Masa lalu

Menurut pedalangan, ia adalah anak pendeta raksasa di pertapaan dan bertempat di dalam laut bernama Begawan Salantara. Sebelumnya ia bernama Bambang Pecruk Panyukilan. Ia gemar bersenda gurau, baik dengan ucapan maupun tingkah laku dan senang berkelahi. Ia seorang yang pilih tanding/sakti di tempat kediamannya dan daerah sekitarnya. Oleh karena itu ia ingin berkelana guna menguji kekuatan dan kesaktiannya.
Di tengah jalan ia bertemu dengan Bambang Sukodadi dari pertapaan Bluluktiba yang pergi dari padepokannya di atas bukit, untuk mencoba kekebalannya. Karena mempunyai maksud yang sama, maka terjadilah perang tanding. Mereka berkelahi sangat lama, saling menghantam, bergumul, tarik-menarik, tendang-menendang, injak-menginjak, hingga tubuhnya menjadi cacat dan berubah sama sekali dari wujud aslinya yang tampan. Perkelahian ini kemudian dipisahkan oleh Smarasanta (Semar) dan Bagong yang mengiringi Batara Ismaya. Mereka diberi petuah dan nasihat sehingga akhirnya keduanya menyerahkan diri dan berguru kepada Smara/Semar dan mengabdi kepada Sanghyang Ismaya. Demikianlah peristiwa tersebut diceritakan dalam lakon Batara Ismaya Krama.
Karena perubahan wujud tersebut masing-masing kemudian berganti nama. Bambang Pecruk Panyukilan menjadi Petruk, sedangkan Bambang Sukodadi menjadi Gareng.






Istri dan keturunan

Petruk mempuyai istri bernama Dewi Ambarwati, putri Prabu Ambarsraya, raja Negara Pandansurat yang didapatnya melalui perang tanding. Para pelamarnya antara lain: Kalagumarang dan Prabu Kalawahana raja raksasa di Guwaseluman. Petruk harus menghadapi mereka dengan perang tanding dan akhirnya ia dapat mengalahkan mereka dan keluar sebagai pemenang. Dewi Ambarwati kemudian diboyong ke Girisarangan dan Resi Pariknan yang memangku perkawinannya. Dalam perkawinan ini mereka mempunyai anak lelaki dan diberi nama Lengkungkusuma.

Petruk dalam lakon pewayangan

Oleh karena Petruk merupakan tokoh pelawak/dagelan (Jawa), kemudian oleh seorang dalang digubah suatu lakon khusus yang penuh dengan lelucon-lelucon dan kemudian diikuti dalang-dalang lainnya, sehingga terdapat banyak sekali lakon-lakon yang menceritakan kisah-kisah Petruk yang menggelikan, contohnya lakon Pétruk Ilang Pethèlé ("Petruk kehilangan kapaknya").
Dalam kisah Ambangan Candi Spataharga/Saptaraga, Dewi Mustakaweni, putri dari negara Imantaka, berhasil mencuri pusaka Jamus Kalimasada dengan jalan menyamar sebagai kerabat Pandawa (Gatutkaca), sehingga dengan mudah ia dapat membawa lari pusaka tersebut. Kalimasada kemudian menjadi rebutan antara kedua negara itu. Di dalam kekeruhan dan kekacauan yang timbul tersebut, Petruk mengambil kesempatan menyembunyikan Kalimasada, sehingga karena kekuatan dan pengaruhnya yang ampuh, Petruk dapat menjadi raja menduduki singgasana Kerajaan Lojitengara dan bergelar Prabu Welgeduwelbeh. Lakon ini terkenal dengan judul Petruk Dadi Ratu ("Petruk Menjadi Raja"). Prabu Welgeduwelbeh/Petruk dengan kesaktiannya dapat membuka rahasia Prabu Pandupragola, raja negara Tracanggribig, yang tidak lain adalah kakaknya sendiri, yaitu Nala Gareng. Dan sebaliknya Bagong-lah yang menurunkan Prabu Welgeduwelbeh dari tahta kerajaan Lojitengara dan terbongkar rahasianya menjadi Petruk kembali. Kalimasada kemudian dikembalikan kepada pemilik aslinya, Prabu Puntadewa.

 Hubungan dengan punakawan lainnya

Petruk dan panakawan yang lain (Semar, Gareng dan Bagong) selalu hidup di dalam suasana kerukunan sebagai satu keluarga. Bila tidak ada kepentingan yang istimewa, mereka tidak pernah berpisah satu sama lain. Mengenai Punakawan, punakawan berarti ”kawan yang menyaksikan” atau pengiring. Saksi dianggap sah, apabila terdiri dari dua orang, yang terbaik apabila saksi tersebut terdiri dari orang-orang yang bukan sekeluarga. Sebagai saksi seseorang harus dekat dan mengetahui sesuatu yang harus disaksikannya. Di dalam pedalangan, saksi atau punakawan itu memang hanya terdiri dari dua orang, yaitu Semar dan Bagong bagi trah Witaradya.
Sebelum Sanghyang Ismaya menjelma dalam diri cucunya yang bernama Smarasanta (Semar), kecuali Semar dengan Bagong yang tercipta dari bayangannya, mereka kemudian mendapatkan Gareng/Bambang Sukodadi dan Petruk/Bambang Panyukilan. Setelah Batara Ismaya menjelma kepada Janggan Smarasanta (menjadi Semar), maka Gareng dan Petruk tetap menggabungkan diri kepada Semar dan Bagong. Disinilah saat mulai adanya punakawan yang terdiri dari empat orang dan kemudian mendapat sebutan dengan nana ”parepat/prapat”.

Sabtu, 20 April 2013

Tulisan 2

-->
Tulisan 2
Nama : Befrinda Agustin
Kelas : 2EA26
Npm  : 18211304


-->
Kebijakan kebijakan untuk memenangkan globalisasi

        Saat ini banyak sekali yang mengatakan bahwa sekarang adalah era globalisasi. Tetapi banyak dari masyarakat yang tidak mengetahui arti dari globalisasi itu sndiri. Gloalisasi dapat diartikan sebagai zaman yang semuanya serba mengandalkan teknologi serta beragam alat alat yang mempermudah kehidupan dan pekerjaan manusia.
          Dengan adanya globalisasi maka timbullah berbagai dampak negative  dan positif tentunya. Untuk mengatasi dampak dampak negative yang ditimbulkan oleh globalisasi maka peril disiapkan berbagai macam kebijakan.
          Kebijakan kebijakan itu antara lain sebagai berikut :
  1. Menyiapkan komponen komponen untuk penyusunan strategi global seperti
a.    Mengkaji perkembangan ekonomi dunia yang relevan dengan Indonesia terutama ekonomi Amerika serikat, Jepang dan Eropa barat
b.    Memonitor perkembangan politik dan keamanan dalam negeri serta menetapkan arah kebijakan pembangunan
c.    Menetepkan rencana jangka panjang, menengah dan tahunan beserta anggarannya.
  1. Memakai kebijakan deregulasi secara konsisten di sector riil untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing di pasar global.
  2. Mengamil kebijakan untuk membuka tempat tempat pelatihan keterampilan untuk masyarakat agar mereka mempunyai keterampilan untuk berwiraswasta sehingga pengangguran lambat laun dapat berkurang
  3. Keijakan untuk lebih mendukung produk produk dalam negeri yang banyak dihasilkan oleh pera pengrajin dan pengusaha kecil untuk memaksimalkan produksi industry kecil dengan ciri khas tertentu yang mendukung kebudayaan Indonesia .
  4. Setelah itu uatlah event yang bertemakan kebudayaan Indonesia sehingga wisatawan asing dapat mengenal produk produk dalam negeri dan dapat mengenalkan di negaranya sehingga anyak wisatawan yang datang dan tentunya dapat menambah devisa negara.
Itulah kebijakan kebijakan yang akan saya ambil untuk memenangkan globalisasi tentunya kebijakan kebikan ini harus didukung oleh semua masyrakat agar kita dapat bertahan dan bersaing dengan negara negara lain di era globalisasi ini.
 

Tulisan 1

-->
Tulisan 1
Nama  : Befrinda Agustin
Kelas  : 2EA26
Npm   : 18211304
Perdukunan Vs Globalisasi



Globalisasi menurut asal katanya berasal dari kata global yang berarti universal. Globalisasi adalah suatu proses yang mencangkup suatu keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas batas yang mengikat secara nyata. Arti lain dari globalisasi adalah penyebaran unsur unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak maupun elektronik. 




Sedangkan perdukunan atau dikenal dengan kahin atau dukun , arraf atau paranormal, adalah suatu kegiatan seseorang yang mempercayai orang lain  yang dianggap memiliki kekuatan yang dapat mengetahui masa depan dan dapat membantu menyelesaikan masalah masalah mereka.
Praktek perdukunan di Indonesia sudah menjadi seperti budaya yang mendarah daging. Hal ini disebabkan orang orang Indonesia masih sangat mempercayai ilmu ilmu ghaib untuk membantu mereka dalam memecahkan masalahnya. Rata rata orang Indonesia yang pergi mendatangi seorang dukun mempunyai tujuan untuk menaikkan pangkatnya dalam pekerjaan, menyembuhkan penyakitnya, atau meminta kekayaan yang berlimpah . Fenomena ini diakibatkan oleh karakter orang Indonesia yang ingin mendapatkat sesuatu secara instan tanpa usaha terlebih dahulu.
Kepercayaan pada dukun atau paranormal ini ditimbulkan oleh pengetahuan masyarakat yang sangat minim dan tingkat pendidikan yang rendah, Hal lainnya adalah karena kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah yang sibuk mempoerkaya dirinya sendiri tanpa memperhatikan rakyatnya yang menderita kemiskinan
Jadi menurut saya di era yang sangat modern ini yaitu era globalisasi yang semuanya telah mengandalkan teknologi teknologi yang canggih sudah sepantasnya kita sebagai masyarakat yang pintar tidak lagi mempercayai ilmu ilmu klenik atau perdukunan untuk menyelesaikan masalah masalah kita. Jika kita menginginkan sesuatu hal hendaknya kita harus berusaha berkerja keras dan berdoa agar mendapatkan hal yang kita inginkan. Kita sebagai manusia yang hidup di era globalisasi harus menghilangkan mental meminta minta serta mengharap segala sesuatu tanpa usaha dan kerja keras. Sesungguhnya perdukunan sangat dibenci oleh agama manapun karena kita sudah mempercayakan dan menggantungkan diri kita pada makhluk lain atau makhluk gaib, yang seharusnya kita hanya mempercayai Tuhan YME.
Saatnya kita memulai untuk menjadi bangsa yang pintar bekerja keras dan selau mencari tahu informasi sebanyak banyaknya agar kita tidak tertinggal dengan negara lain dan menjadi negara yang maju dan disegani oleh semua negara.

“Katakan YES untuk Globalisasi dan NO untuk Perdukunan “