Nama : Befrinda Agustin
Kelas : 3EA26
Npm : 18211304
Terlambat
Hari sudah mulai gelap, matahari mulai
membenamkan tubuhnya dari langit, ya waktu memang menunjukkan pukul 6 sore.
Miko masih saja tidak beranjak dari kasurnya , seharian ini ia hanya menonton
televise, main game dan kegiatan bermalas malasan lainnya. Ya seperti biasanya
Miko tidak masuk kuliah karena ia telat bangun, miko memang selalu tidur larut
malam jadi tidak heran kalau ia selalu bangun kesiangan. Miko merupakan anak
tunggal ,ayahnya sudah lama meninggal ,kini ibunya menjadi single parent untuk
merawat miko. Sebelum berangkat kerja ibu miko selalu menyiapkan sarapan dan
membangunkan miko untuk pergi kuliah , tetapi saat ibunya meninggalkan miko ,ia
selalu kembali kekamar dan tidur.
Miko seharusnya sudah lulus kuliah pada
tahun lalu tetapi karena nilai nya yang belum mencukupi hingga kini miko belum
lulus juga . Ibu nya sudah berkali kali menasehati miko untuk serius
menyelesaikan kuliahnya dan menjadi sarjana seperti impian ibunya, tetapi miko
tidak pernah menjalankan nasihat nasihat ibunya itu. Miko masih saja asyik
dengan dunianya bermain game. Jika datang ke kampus miko jarang sekali
mengikuti perkuliahan ia hanya nongkrong nongkrong saja bersama teman temannya.
Miko juga tidak pernah mengerjakan tugas tugas yang diberikan pada dosen untuknya
, padahal tugas tugas tersebut dapat membantu menaikkan nilai miko.
Hari ini ibu miko libur , ia sengaja
mengambil cuti untuk lebih memperhatikan miko ,ia berpikir mungkin saja miko
bersikap seperti ini karena kurangnya perhatian yang ia berikan pada miko. Ibu
miko pagi pagi sekali sudah memasak omlete untuk sarapan miko ,ia juga
membuatkan susu hangat untuk anak kesayangannya itu. Setelah selesai menyiapkan
sarapan ia segera menuju kamar miko dan membangunkannya. Miko bangun dengan
mata yang masih sangat berat untuk terbuka. Mikopun berjalan terhuyung huyung
menuju meja makan. Melihat bau makanan yang sangat menggoda mata miko seketika
terbuka lebar dan melahap habis omelet dan susu hangat buatan ibunya. Melihat
miko makan dengan lahapnya ibu miko sangat senang. Setelah miko selesai makan
ibu pun berkata
“Bagaimana kuliah kamu miko ? Tanya ibu.
Ehhhmm miko sangat malas jika ibunya sudah
membicarakan tentang kuliahnya.
“Ga gimana mana ma, jawab miko malas.
“ga gimana mana apanya ? bagaimana kuliah mu
apa ada kemajuan ? harusnya kamu sudah menjadi sarjana miko tapi hingga kini
mama tidak melihat perkembangan kuliah kamu” kata ibu sambil membereskan piring
piring kotor yang ada di mejamakan.
Miko pun menjawab perkataan ibunya “ada kok
perkembangannya, mama aja ga tau, mama kan sibuk kerja, mana tau tentang kuliah
aku, emang mama perduli sama aku “.
Mendengar
perkataan miko hati ibu miko sangat sedih, ia bukan tidak perduli pada miko
,tetapi ia memang harus bekerja demi menghidupi dirinya sendiri dan menghidupi
miko, Ia memang jarang dirumah karena ia harus mengambil lembur untuk membiayai
kuliah miko yang biayanya tidak murah. Ia ingin sekali melihat kerja kerasnya
tidak sia sia dengan melihat miko menjadi sarjana dan dapat membanggakan
dirinya sendiri, tetapi miko selalu berpikir ia tidak perduli padanya.
Keesokan harinya ibu miko mulai kembali
bekerja ,cuti yang ia ambil sudah habis, seperti biasa sebelum beragkat kerja
ibu miko menyiapkan sarapan dan membangunkan miko. Ibu miko kemudian pamit,
tetapi miko merasa ada yang aneh dengan perasaannya ketika ibunya pamit untuk
pergi bekerja, ia merasa tidak akan melihat ibunya lagi. Cepat cepat ia buang
pikiran buruk itu, lalu melupakannya dan pergi kekampus. Waktu sudah
menunjukkan pukul 5 , entah mengapa sejak pagi perasaan miko sangat tidak enak.
Tiba tiba bunyi handphone miko bordering, nomornya ia tidak kenal ia segera
mengangkat telepon itu. Bagai disambar petir miko menerima kabar dari polisi
bahwa ibunya menjadi korban pencopetan dan penusukan yang dilakukan oleh
pencopetnya, dan ibu miko kini sudah dibawa ke rumah sakit. Miko segera menuju
rumah sakit tempat ibunya dirawat. Miko sangat sedih melihat keadaan ibunya
yang kritis. Semalaman ia menunggui ibunya. Tiba tiba dokter berlarian kedalam
kamar perawatan ibunya , miko panic melihat itu ,miko tidak tahu apa yang
terjadi pada ibunya. Sekitar 15 menit dokter dan suster dikamar ibu miko.
Dokter pun keluar dengan muka pucat pasi miko segera menanyakan keadaan ibunya.
“Maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi ibumu tidak dapat tertolong
lagi,”kata dokter itu pelan. Miko tidak dapat berkata apa apa lagi
mendengarnya. Tubuhnya lemas, gemetar, kakinya seakan tidak dapat berpijak dan
menopang tubuhnya ia jatuh terduduk di lorong rumah sakit. Bumi seakan runtuh
ia tidak percaya ibunya pergi secepat ini . Ia menangis tersedu sedu memeluk
tubuh ibunya, ia sangat menyesal tidak pernah mendengarkan nasihat ibunya. Ia
sedih tidak dapat mewujudkan cita cita ibunya untuk melihatnya menjadi seorang
sarjana, ia sangat menyesal dan berharap waktu dapat diputar , tetapi ia sadar
itu tidak mungkin, ia sudah terlambat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar