Minggu, 27 Oktober 2013

Tulisan 1



Nama  : Befrinda Agustin
Kelas  : 3EA26
Npm   : 18211304

Terlambat

Hari sudah mulai gelap, matahari mulai membenamkan tubuhnya dari langit, ya waktu memang menunjukkan pukul 6 sore. Miko masih saja tidak beranjak dari kasurnya , seharian ini ia hanya menonton televise, main game dan kegiatan bermalas malasan lainnya. Ya seperti biasanya Miko tidak masuk kuliah karena ia telat bangun, miko memang selalu tidur larut malam jadi tidak heran kalau ia selalu bangun kesiangan. Miko merupakan anak tunggal ,ayahnya sudah lama meninggal ,kini ibunya menjadi single parent untuk merawat miko. Sebelum berangkat kerja ibu miko selalu menyiapkan sarapan dan membangunkan miko untuk pergi kuliah , tetapi saat ibunya meninggalkan miko ,ia selalu kembali kekamar dan tidur.
Miko seharusnya sudah lulus kuliah pada tahun lalu tetapi karena nilai nya yang belum mencukupi hingga kini miko belum lulus juga . Ibu nya sudah berkali kali menasehati miko untuk serius menyelesaikan kuliahnya dan menjadi sarjana seperti impian ibunya, tetapi miko tidak pernah menjalankan nasihat nasihat ibunya itu. Miko masih saja asyik dengan dunianya bermain game. Jika datang ke kampus miko jarang sekali mengikuti perkuliahan ia hanya nongkrong nongkrong saja bersama teman temannya. Miko juga tidak pernah mengerjakan tugas tugas yang diberikan pada dosen untuknya , padahal tugas tugas tersebut dapat membantu menaikkan nilai miko.
Hari ini ibu miko libur , ia sengaja mengambil cuti untuk lebih memperhatikan miko ,ia berpikir mungkin saja miko bersikap seperti ini karena kurangnya perhatian yang ia berikan pada miko. Ibu miko pagi pagi sekali sudah memasak omlete untuk sarapan miko ,ia juga membuatkan susu hangat untuk anak kesayangannya itu. Setelah selesai menyiapkan sarapan ia segera menuju kamar miko dan membangunkannya. Miko bangun dengan mata yang masih sangat berat untuk terbuka. Mikopun berjalan terhuyung huyung menuju meja makan. Melihat bau makanan yang sangat menggoda mata miko seketika terbuka lebar dan melahap habis omelet dan susu hangat buatan ibunya. Melihat miko makan dengan lahapnya ibu miko sangat senang. Setelah miko selesai makan ibu pun berkata
“Bagaimana kuliah kamu miko ? Tanya ibu.
Ehhhmm miko sangat malas jika ibunya sudah membicarakan tentang kuliahnya.
“Ga gimana mana ma, jawab miko malas.
“ga gimana mana apanya ? bagaimana kuliah mu apa ada kemajuan ? harusnya kamu sudah menjadi sarjana miko tapi hingga kini mama tidak melihat perkembangan kuliah kamu” kata ibu sambil membereskan piring piring kotor yang ada di mejamakan.
Miko pun menjawab perkataan ibunya “ada kok perkembangannya, mama aja ga tau, mama kan sibuk kerja, mana tau tentang kuliah aku, emang mama perduli sama aku “.
Mendengar perkataan miko hati ibu miko sangat sedih, ia bukan tidak perduli pada miko ,tetapi ia memang harus bekerja demi menghidupi dirinya sendiri dan menghidupi miko, Ia memang jarang dirumah karena ia harus mengambil lembur untuk membiayai kuliah miko yang biayanya tidak murah. Ia ingin sekali melihat kerja kerasnya tidak sia sia dengan melihat miko menjadi sarjana dan dapat membanggakan dirinya sendiri, tetapi miko selalu berpikir ia tidak perduli padanya.
Keesokan harinya ibu miko mulai kembali bekerja ,cuti yang ia ambil sudah habis, seperti biasa sebelum beragkat kerja ibu miko menyiapkan sarapan dan membangunkan miko. Ibu miko kemudian pamit, tetapi miko merasa ada yang aneh dengan perasaannya ketika ibunya pamit untuk pergi bekerja, ia merasa tidak akan melihat ibunya lagi. Cepat cepat ia buang pikiran buruk itu, lalu melupakannya dan pergi kekampus. Waktu sudah menunjukkan pukul 5 , entah mengapa sejak pagi perasaan miko sangat tidak enak. Tiba tiba bunyi handphone miko bordering, nomornya ia tidak kenal ia segera mengangkat telepon itu. Bagai disambar petir miko menerima kabar dari polisi bahwa ibunya menjadi korban pencopetan dan penusukan yang dilakukan oleh pencopetnya, dan ibu miko kini sudah dibawa ke rumah sakit. Miko segera menuju rumah sakit tempat ibunya dirawat. Miko sangat sedih melihat keadaan ibunya yang kritis. Semalaman ia menunggui ibunya. Tiba tiba dokter berlarian kedalam kamar perawatan ibunya , miko panic melihat itu ,miko tidak tahu apa yang terjadi pada ibunya. Sekitar 15 menit dokter dan suster dikamar ibu miko. Dokter pun keluar dengan muka pucat pasi miko segera menanyakan keadaan ibunya. “Maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi ibumu tidak dapat tertolong lagi,”kata dokter itu pelan. Miko tidak dapat berkata apa apa lagi mendengarnya. Tubuhnya lemas, gemetar, kakinya seakan tidak dapat berpijak dan menopang tubuhnya ia jatuh terduduk di lorong rumah sakit. Bumi seakan runtuh ia tidak percaya ibunya pergi secepat ini . Ia menangis tersedu sedu memeluk tubuh ibunya, ia sangat menyesal tidak pernah mendengarkan nasihat ibunya. Ia sedih tidak dapat mewujudkan cita cita ibunya untuk melihatnya menjadi seorang sarjana, ia sangat menyesal dan berharap waktu dapat diputar , tetapi ia sadar itu tidak mungkin, ia sudah terlambat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar